TONDO – Universitas Tadulako (Untad) menjadi tuan rumah kegiatan 5th Evaluation Meeting: Pre Service Student Teacher Exchange in Southeast Asia (SEA-Teacher), yang diikuti oleh sekitar 157 peserta, yang mewakili perguruan tinggi di ASEAN. Beberapa perguruan tinggi di antaranya, delegasinya dipimpin langsung oleh rektornya masing-masing.
5th Evaluation Meeting: Pre Service Student Teacher Exchange in Southeast Asia (SEATeacher) akan dilaksanakan di Mercure Hotel Palu, pada 3 – 4 April 2018. Kegiatan tersebut rencananya akan dibuka oleh Direktur Pembelajaran pada Direktorat Jenderal (Dirjen) Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi dan Perguruan Tinggi (Kemenristek Dikti), Dr Ir Paristiyanti Nurwardani, MP dan dihadiri Director of SEAMEO Secretariat, Dr Gatot Hari Priowirjanto.
Kegiatan ini bertujuan mengevaluasi program yang sudah berjalan dan merumuskan program berikutnya, serta penandatangan nota kesepahaman (MoU) antara perguruan tinggi yang akan berpartisipasi.
Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Untad, Dr Lukman Nadjamuddin, MHum, Senin (2/4/2018) mengatakan, program ini digagas oleh The Southeast Asian Ministers of Education Organization (SEAMEO), sebagai kegiatan multilateral antar negara peserta, untuk melaksanakan kegiatan pertukaran mahasiswa dalam bentuk kegiatan praktik mengajar. SEAMEO sendiri kata dia, merupakan sebuah lembaga antar pemerintah yang mencakup wilayah regional Asia Tenggara dan didirikan pada tahun 1965, atas kesepakatan antara pemerintah negara-negara Asia Tenggara, dalam rangka mempromosikan kerjasama di bidang pendidikan dan kebudayaan.
Lanjut Dr Lukman, sebagai sebuah organisasi yang terus berupaya meningkatkan kemampuan sumber daya dan mengeksplor potensi tertinggi masyarakat regional, SEAMEO melakukan berbagai program dan projek yang ditujukan bagi pengembangan kapasitas manusia di Asia Tenggara. Dalam bidang pendidikan, antara lain SEAMEO berusaha meningkatkan kualitas pendidikan di Asia Tenggara, terutama kualitas guru yang merupakan kunci dan pilar strategis.
SEAMEO telah merintis Proyek SEA-Teacher, yang salah satunya dimulai dengan pertukaran mahasiswa calon guru di antara perguruan tinggi di Asia Tenggara, untuk praktikum (pengalaman mengajar) yang populer dengan sebutan PPL. Melalui program ini, calon guru akan memahami praktik pembelajaran di wilayah Asia Tenggara, kurikulum yang relevan dengan mata pelajaran, serta mendapat wawasan yang lebih luas tentang pendidikan dan budaya di Asia Tenggara.
“Untad ikut terlibat dalam kegiatan tersebut sejak 2017, dengan memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada mahasiswa dari 13 program studi di Fakultas Keguruan dan llmu Pendidikan (FKIP). Sebagai dekan, saya sangat bangga dan kagum melihat kemampuan mengajar dengan Bahasa Inggris yang merata di seluruh program studi,” ujar Dr Lukman.
Tahun 2018 kata Dr Lukman, enam orang mahasiswa yang berasal dari Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris, Pendidikan Fisika, Pendidikan Kimia, Pendidikan Matematika, Pendidikan Georafi, dan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, melakukan praktek mengajar di luar negeri selama satu bulan, sementara Untad menerima 5 orang mahasiswa luar negeri, yang aktivitas mengajarnya dipusatkan di SMP Labschool Untad. JEF